Selasa, 10 Februari 2015

Untuk Kau, Tempat Rindu Selalu Pulang

Sayang, mencintai rasanya tak pernah
semewah ini. Setiap kita bertemu rasanya di
hati mendadak muncul perayaan megah.
Kembang api melesat tinggi bersaut-sautan.
Ada juga riuh teriak dan tepuk tangan yang
cuma kita berdua yang mendengarnya. Di
antara sunyi kedai kopi berornamen kayu itu
peryaan di dalam sepasang hati kita sedang
berlangsung besar-besaran. Meski senyum dan
tatapan matamu yang penuh aku menyimpan
damai yang aman.
Sayang, ini surat cinta kesekian kali. Semoga
kau tak bosan dengan segala romantisme
berlebihan yang terkesan gombal. Namun
hatiku tak mampu menyimpan rasa ini sendiri.
Hatiku melumpuh total dan terkadang
kesemutan sampai dia sulit berfungsi
semestinya. Dibutuhkan kata dan spasi sebagai
tongkat yang menuntun hati berjalan lebih
baik. Menuju kau, tempat segala rindu selalu
pulang.
Sayang, kita berdua tahu bahwa rindu bukanlah
teman yang baik. Dia mencuri segala
konsentrasi saatku beraktivitas seharian. Membuat
segala kebaikan yang kukemas rapi menjadi
buyar. Membuat hati yang damai mendadak
hancur-lebur porak-poranda. Rindu yang
menghampiriku tak kenal waktu. Terkadang
membuatku kelimpungan. Rindu selalu
memaksaku mengantarkannya ke alamat yang
selalu sama, padamu, tempat dia selalu pulang.

#DSN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar