Sabtu, 10 Januari 2015

Mensyukuri Enampuluh

Hari ini hati kembali menghangat. Ada
kebersamaan yang memercik memberi
syukur yang dibiaskan kebahagiaan. Pagi ini tak ada tanganmu yang kugenggam atau kecupku yang mendarat di jidat. Tapi mengetahui kalau kita masih saling memiliki
adalah satu dari segala indah yang
terlanjur lahir di bumi.
Semesta adalah saksi yang tak berdiam diri.
Dia merekam segala perjuanganmu untuk meraih aku yang dulu hancur dalam kegagalan. Kau satukan segela kecewa yang dulu mampir menjadi keutuhan yang memberi harapan.
Kau, kekasihku yang tak
kenal lelah adalah berkah yang dihadiahkan semesta untukku yang dulu pernah ditemani luka.
Kita masih bersama dalam hari-hari yang
semakin banyak jumlahnya. Untuk itu
tak ada yang lebih ajaib dari menikmati
ritme hidup yang membuat kita semakin
saling cinta.
Terima kasih untuk mencintai setiap
kekuranganku yang takkan pernah
sempurna. Terima kasih untuk selalu tak
marah jika aku mengeluh ini-itu yang
membuat hidupmu tak mudah. Terima kasih untuk selalu menggenggam tanganku meski satu dunia berpaling menjauh. Terima kasih
untuk segala sabar yang kaupikul meski
hatiku kadang jatuh dan rapuh. Terima
kasih menjadi orang pertama yang
mencundangi matahari dengan sapa selamat pagi. Terima kasih untuk tak menyerah meski jalan kita kadang tak mudah.
Kau, yang hatinya terlalu luas untuk
kuarungi adalah keajaiban yang takkan
pernah lahir dua kali dalam hidupku. Untuk semua yang indah dan siksa, aku berterima kasih. Jangan menyerah untuk kita meski dunia terkadang tak memihak di setiap langkah.
Selamat hari keenampuluh. Tetaplah
menjadi satu-satunya yang mencintaiku
dengan hati penuh yang seluruh..
Duapuluhtujuhjuliduaribuempatbelas.
#DSN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar