Sabtu, 10 Januari 2015

Merayakan tigapuluh

Hari ini aku merayakan kita. Tidak dengan
sebuket bunga atau ciuman-ciuman
memburu di ranjang kita yang gelisah.
Kebersamaan kurayakan dengan
kebersamaan yang kita curi dari segala
sibuk yang tak bisa pergi. Ada kau di
seberang mejaku adalah cukup yang takkan
bisa terganti. Ada senyummu yang menulari
senyumku adalah sesederhananya bahagia
yang selalu kita bagi.
Hari ini kita merayakan kekitaan.
Merayakan komitmen yang sudah kita
bangun dari kepercayaan yang teguh dan
perjuangan yang tak mudah rapuh. Di
dalamnya ada sabarmu yang menggunung. Di
dalamnya ada raguku yang terkadang
begitu mengganggu. Meski begitu di
dalamnya juga terpatri kasih sayang yang
semakin ke sini semakin besar. Sayang yang
tumbuh subur di antara hati serupa gurun
yang mendadak ditumbuhi tanaman.
Hari ini kita merayakan tigapuluh hari yang
menakjubkan. Ada peluk dan cium yang
membara di sana. Ada erangan dan desah
yang saling bertindih yang membakar pori-
pori kita. Ada kesalku yang menebar benci.
Ada kebodohanmu yang membuatku hilang
kendali. Ada tawa yang memekak sunyi. Ada
tangis yang sengaja tumpah dalam haru
kita sendiri. Ada kau yang cinta aku. Ada
aku yang mencandumu. Ada kita yang
melahirkan kita. Ada kita yang mengutuk
segala pisah.
Sayang, mari rayakan segala rasa yang
menari di atas panggung kebersamaan.
Mari biarkan tigapuluh hari menua menjadi
tigapuluh minggu, bertumbuh menjadi
tigapuluh bulan dan semakin besar menjadi
tigapuluh tahun yang terus berkali lipat
jumlahnya.
Padamu tak kuminta banyak. Hanya berbagi
hangat di kala hati mendingin ngilu. Hanya
sepotong sayang saat rasa menghilang
dalam lalu. Hanya sebuah pulang di saat
pikiranmu meragu.
Duapuluhtujuhjuliduaribuempatbelas

Ditulis oleh seseorang berhati luas. Yang
mencintai tanpa batas.
#DSN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar