Jumat, 09 Januari 2015

Sepertinya, Persahabatan Memang Lebih Bernilai daripada Cinta

Persahabatan itu juga sebuah bentuk cinta,
hanya saja dilengkapi oleh pengertian.
Friendship is love, with understanding. Anda
tentu pernah dengar bahwa cinta itu buta.
Oleh karenanya, cinta bisa menghilangkan
objektivitas, menggiring kita untuk berlaku
tidak adil, termasuk kepada diri sendiri.
Persahabatan juga mirip-mirip sebenarnya.
Seorang sahabat sejati, akan membela kita,
apapun ceritanya. Tetapi bukan karena
persahabatan itu buta seperti cinta. Ia
hanya memilih menutup mata. Artinya,
pilihan sikap itu dibuat dengan kesadaran.
Kemudian, cinta hampir selalu dicampuri
oleh rasa ingin memiliki, bahkan menguasai.
Padahal, sebuah hubungan yang sehat,
apapun bentuk dan tingkat kedalamannya,
seperti sudah sering digambarkan orang,
adalah ibarat menggenggam pasir. Jika
pasir itu digenggam dengan tangan terbuka,
held losely, setiap butirannya akan bertahan
di telapak tangan. Begitu kita
menggenggamnya kuat-kuat, justru karena
tak ingin kehilangan sebutir pun, don’t
wanna miss a thing gitu deh, butir demi
butir akan “melarikan diri” dari sela
jemarimu. Sementara butiran yang terjebak
tak bisa meloloskan diri, mulai menebar
perih di telapak tanganmu, dan pada
akhirnya, tak pilihan lain kecuali
melepasnya juga.
Nah, persahabatan, tidak seperti cinta,
adalah holding losely itu, genggaman yang
memberi ruang. Tetapi kalau ada yang
mengganggu, kita tetap meringsek maju
membela, lebih ganas dari beruang.
Terakhir, banyak persahabatan berakhir
menjadi cinta. Sementara tak pernah
terdengar, cinta yang berakhir menjadi
persahabatan. Persahabatan yang sungguh-
sungguh, tentunya, bukan basa-basi biar
jangan terlihat terlalu terluka dalam
konferensi pers di depan wartawan
infotainment.
Jika demikian, sepertinya tak ada harapan
untuk mengangung-agungkan cinta? Tidak
juga. Mengapa tidak menjadikan orang yang
kau cintai sebagai sahabat terbaikmu: yang
kau sayangi dengan pengertian dan
pemahaman, yang kau memilih menutup
mata, menerima kekurangannya, bukan
buta untuk terus memujanya tanpa pernah
mau tahu siapa sebenarnya dia, yang kau
genggam tangannya dengan genggaman
ringan, buah dari kepercayaan dan
keinginan untuk memberinya ruang
menghirup bahagia, bukannya membuatnya
jadi binatang piaraan yang disayang-
sayang dalam kandang mewah bertabur
kembang, yang sebenarnya hanya
membuatnya merasa terkekang, siang
malam, pagi dan petang..

#DSN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar